Sekilas tentang CVT GD3 GE8
Sekilas tentang CVT GD3 GE8
CVT (Continuously Variable Transmission) adalah sejenis transmisi yang dapat berpindah tanpa langkah (stepless) melalui jumlah rasio gigi efektif yang tak terbatas antara nilai maksimum dan minimum. Hal ini bertolak belakang dengan transmisi mekanis lain yang memiliki rasio gigi yang tetap (fixed). Fleksibilitas CVT dapat memberikan konsumsi bbm yang lebih ekonomis dibandingkan dengan transmisi lain karena mesin dapat berputar pada RPM yang paling efisien pada kecepatan tertentu, dimana mesin dapat berputar pada RPM yang dapat menghasilkan tenaga puncak sesuai dengan kecepatan.
Transmisi ini dapat ditemukan pada Honda Jazz GD3, dan sayangnya karena kasus banyaknya transmisi CVT yang jebol pada GD3, akhirnya pihak HPM memutuskan untuk menggunakan transmisi 5 speed A/T untuk GE8. Sedangkan GE8 di luar negeri, masih tetap ada yang menggunakan CVT generasi terbaru, yang telah dilengkapi dengan Torque Converter (dimana tidak terdapat pada GD3).
Karena rasio yang berubah terus menerus, CVT terasa tidak ada "ngoper gigi", dan bagi beberapa orang, hal ini terasa aneh karena seperti terasa "slip kopling". Namun sesungguhnya, CVT menawarkan bayak keuntungan dan kenyamanan dibanding transmisi konvensional. Strukturnya yang sederhana menjadikan CVT saat ini banyak dipilih oleh produsen mobil ternama untuk disematkan dalam produksi mereka. Sebut saja Mitsubishi dengan Lancer EX, Mirage. Nissan dengan Juke, Teana, X Trail, Livina series. Toyota Alphard (varian tertentu), Camry (varian tertentu)... dan masih banyak lagi..
Namun CVT juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menerima beban tenaga dan torsi yang terlalu besar. Apabila tenaga yang over disalurkan melalui belt CVT, maka kemungkinan terburuk adalah belt bisa putus berantakan, dan sudah pernah terjadi pada beberapa kasus modifikasi mesin yang berlebihan pada GD3.
Namun untungnya lagi, limbah girboks CVT GD3 banyak tersebar dipasaran. Dengan harga yang cukup terjangkau, jikalau dikemudian hari CVT GD3 kita jebol, tak perlu pusing untuk mengganti dengan girboks copotan dari Singapur atau Jepang. karena usia mobil disana yang pendek2, maka dapat dipastikan girboksnya pun masih dalam keadaan cukup baik.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merawat CVT adalah penggunaan dan penggantian oli CVT yang benar.
oli CVT sangat berbeda dengan oli transmisi otomatis pada umumnya yang disebut dengan ATF. untuk CVT HARUS MENGGUNAKAN CVTF (CVT Fluid). Gunakanlah CVTF sesuai bawaan pabrikan. Seperti gd3, gunakan hanya CVTF HONDA yang sudah diformulasikan khusus untuk mobil Honda dengan CVT.
Penggantian CVTF pun disarankan pada buku manual tiap 20.000 km, namun mengingat kondisi alam tropis dan jalanan yang stop n go (macet), maka sebaiknya gantilah CVTF setiap 10.000 km untuk menjaga kebersihan dan umur CVT itu sendiri.
Beberapa salah kaprah mengenai flushing. Flushing boleh dilakukan untuk mobil transmisi otomatis konvensional. Namun tidak disarankan bahkan cenderung dilarang untuk CVT. Karena struktur CVT yang sangat berbeda dengan transmisi otomatis konvensional, maka untuk menguras (flushing) CVTF cukup dilakukan dengan cara memendekkan interval penggantian alis diganti lebih sering.
CVT (Continuously Variable Transmission) adalah sejenis transmisi yang dapat berpindah tanpa langkah (stepless) melalui jumlah rasio gigi efektif yang tak terbatas antara nilai maksimum dan minimum. Hal ini bertolak belakang dengan transmisi mekanis lain yang memiliki rasio gigi yang tetap (fixed). Fleksibilitas CVT dapat memberikan konsumsi bbm yang lebih ekonomis dibandingkan dengan transmisi lain karena mesin dapat berputar pada RPM yang paling efisien pada kecepatan tertentu, dimana mesin dapat berputar pada RPM yang dapat menghasilkan tenaga puncak sesuai dengan kecepatan.
Transmisi ini dapat ditemukan pada Honda Jazz GD3, dan sayangnya karena kasus banyaknya transmisi CVT yang jebol pada GD3, akhirnya pihak HPM memutuskan untuk menggunakan transmisi 5 speed A/T untuk GE8. Sedangkan GE8 di luar negeri, masih tetap ada yang menggunakan CVT generasi terbaru, yang telah dilengkapi dengan Torque Converter (dimana tidak terdapat pada GD3).
Karena rasio yang berubah terus menerus, CVT terasa tidak ada "ngoper gigi", dan bagi beberapa orang, hal ini terasa aneh karena seperti terasa "slip kopling". Namun sesungguhnya, CVT menawarkan bayak keuntungan dan kenyamanan dibanding transmisi konvensional. Strukturnya yang sederhana menjadikan CVT saat ini banyak dipilih oleh produsen mobil ternama untuk disematkan dalam produksi mereka. Sebut saja Mitsubishi dengan Lancer EX, Mirage. Nissan dengan Juke, Teana, X Trail, Livina series. Toyota Alphard (varian tertentu), Camry (varian tertentu)... dan masih banyak lagi..
Namun CVT juga memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat menerima beban tenaga dan torsi yang terlalu besar. Apabila tenaga yang over disalurkan melalui belt CVT, maka kemungkinan terburuk adalah belt bisa putus berantakan, dan sudah pernah terjadi pada beberapa kasus modifikasi mesin yang berlebihan pada GD3.
Namun untungnya lagi, limbah girboks CVT GD3 banyak tersebar dipasaran. Dengan harga yang cukup terjangkau, jikalau dikemudian hari CVT GD3 kita jebol, tak perlu pusing untuk mengganti dengan girboks copotan dari Singapur atau Jepang. karena usia mobil disana yang pendek2, maka dapat dipastikan girboksnya pun masih dalam keadaan cukup baik.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merawat CVT adalah penggunaan dan penggantian oli CVT yang benar.
oli CVT sangat berbeda dengan oli transmisi otomatis pada umumnya yang disebut dengan ATF. untuk CVT HARUS MENGGUNAKAN CVTF (CVT Fluid). Gunakanlah CVTF sesuai bawaan pabrikan. Seperti gd3, gunakan hanya CVTF HONDA yang sudah diformulasikan khusus untuk mobil Honda dengan CVT.
Penggantian CVTF pun disarankan pada buku manual tiap 20.000 km, namun mengingat kondisi alam tropis dan jalanan yang stop n go (macet), maka sebaiknya gantilah CVTF setiap 10.000 km untuk menjaga kebersihan dan umur CVT itu sendiri.
Beberapa salah kaprah mengenai flushing. Flushing boleh dilakukan untuk mobil transmisi otomatis konvensional. Namun tidak disarankan bahkan cenderung dilarang untuk CVT. Karena struktur CVT yang sangat berbeda dengan transmisi otomatis konvensional, maka untuk menguras (flushing) CVTF cukup dilakukan dengan cara memendekkan interval penggantian alis diganti lebih sering.
Comments
Post a Comment